Jumat, 20 Maret 2009

obesitas1


Hasil pemantauan masalah gizi lebih pada dewasa yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 1997 menunjukkan, prevalensi (tingkat kejadian) obesitas pada orang dewasa adalah 2,5 persen (pria) dan 5,9 persen (wanita). Prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok wanita berumur 41-55 tahun (9,2 persen). Saat ini diperkirakan 10 dari setiap 100 penduduk Jakarta menderita obesitas. Bertambahnya jumlah orang gemuk juga diindikasikan dengan maraknya pusat-pusat kebugaran yang menjanjikan penurunan berat badan. Selain itu, hampir setiap hari kita melihat di layar televisi atau membaca di surat kabar tentang iklan berbagai produk penurun berat badan..
Meskipun jumlah orang yang menjalani diet atau melakukan senam kebugaran bertambah, jumlah penderita kegemukan terus meningkat. Banyak orang, walaupun sudah berusaha keras menurunkannya, tidak mendapatkan berat badan yang diharapkan. Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh terhadap tingkat kejadian obesitas.

APA ITU OBESITAS ?
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% berat badan ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. (Moore, 1997).
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
obesitas adalah kelebihan berat badan lebih dari 20% dari berat badan normal.

FAKTOR APA SAJA PENYEBAB OBESITAS ?
1. Genetic factor
· Diperkirakan 5-70% genetik
· Jika kedua orang tua obesitas, maka peluang anaknya obesitas adalah 80%, jika salah satu obesitas peluangnya 40%, jika tidak ada yang obesitas peluangnya 14% (Mayer 1965 dalam Nelms, Sucher, and Long 2007)
2. Gender
· Lebih banyak wanita daripada laki-laki yang obesitas
· Laki-laki lemak cenderung menumpuk di perut
· Wanita lemak cenderung menumpuk di paha dan panggul
3. Age
· Prevalensi meningkat mulai 20-60 tahun, kemudian turun
· Laki-laki biasanya meningkat hingga umur 50 tahun
· Wanita biasanya meningkat hingga umur 65 tahun
4. Inactivity
· Aktivitas yang rendah dapat menurunkan metabolisme tubuh
5. Faktor lingkungan
Lingkungan juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/ pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
6. Faktor psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
7. Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
1. Hipotiroidisme
2. Sindroma Cushing
3. Sindroma Prader-Willi
4. Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
8. Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.
9. Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.






penulis


fisyamtri